Wahana Wisata Banten: Sejarah Cibanten Ciomas Serang Banten
BENGKEL SENI BOHEMIA Fluttershy My Little Pony

Enaknya Sambil Nyurudut Kopi Bacanya Boss...!!

Kamis, 25 Februari 2016

Sejarah Cibanten Ciomas Serang Banten



Wahana wisata alam merupakan suatu tempat atau wadah untuk objek pariwisata yang sering banyak di kunjungi oleh pariwisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tempat wisata alam dan cagar budaya bersejarah serta objek - objek wisata yang sangat menarik. Sehingga dapat menjadi bahan perhatian atau pilihan warga asing untuk mengunjungi objek wisata yang ada di daerah-daerah indonesia.
Khususnya objek wisata alamcibanten (wahana
wisata alam pemandian ) tepatnya di desa Suka Bares.kec.ciomas.kab.serang-banten.  Selain menjadi tempat objek wisata pemandian, tempat ini pula memiliki banyak sejarah dan menjadi keramat leluhur bagi masyarakat sekitarnya


Semenjak pada zaman kerajaan sultan banten, cibanten memang sudah ada. Dari riwayat yang kami dapatkan informasinya, cibanten dulu di kenal dengan sumur 1. Tepatnya di kenal dari ke tujuh nama sumur di sekitar wilayah gunung karang (ciomas dan pandeglang) atau sumur tujuh (7),         cibanten merupakan sumber air yang paling utama atau terdekat di sekitar lingkungan masyarakat. ( pabuaran dan ciomas). Air sungai dari cibanten pula mengalir sampai ke banten lama ( karang ngantu) dan air sungai inipun akhirnya dapat di manfaatkan juga oleh masyarakat sebagai sumber pertanian.

Cibanten sangat menarik riwayat dan sejarahnya, sampai ketika saya tertarik untuk lebih ingin mengetahui sejarah dan riwatnya.
Selain dari pembuatan karya ilmiah, pengetahuan ini pun yang nantinya bisa berguna untuk menambah wawasan dan menjadi bahan pembelajaran agar cagar budaya wisata alam dan sejarahnya bisa kita jaga dan kita lestarikan turun menurun ke re-generasi berikutnya.
Tujuan pembuatan karya ilmiah ini semata untuk menjaga kelestarian budaya dan membantu mengembangkan sejarah ke masyarakat luas. Agar nantinya bisa menjadi bahan untuk pembelajaran komunikasi dan informasi yang baik yang disampaikan ke masyarakat luas.




Cibanten memiliki banyak sejarah misteri pada zaman sebelum kesultanan, tepatnya pada zaman sangkuriang ada sosok seseorang yang di kenal dengan nama Nyi Mas Gamparan (waliulloh) pada saat ini, masyarakat percaya adanya sumber tujuh sumur itu di buat oleh Nyi Mas Gamparan, yang ceritanya di babarkan oleh Nara sumber dari seorang tokoh masyarakat atau juru kunci Cibanten (H.Darwis“juru kunci sumber pintu cibanten”)pada zaman dahulu kala Nyi Mas Gamparan mencari air untuk pengobatan seorang sahabatnya, kemudian ia mencari air tersebut. Dan air tersebut di beri oleh seseorang yang berilmu tinggi dan di percayai orang itu adalah para wali.  Setelah bertemu dan di beri air itu, oleh seseorangkakek, air itu di beri dan ditumpahkan pada tampahan kedua tangannya Nyi Mas Gamparan,  ketika Nyi Mas Gamparan Membawa air itu, tumpahlah setetes demi setetes ke permukaan dan dari tumpahan air itu pula jadilah sebuah sumur.
            Sumur yang pertama yaitu Cibanten, cigewok, talaga, cirampones, ciwasiat, curug nangka,dan terakhir sumur tujuh (puncak gunung karang).  Ke tujuh sumur ini tepatnya berada di wilayah yang berdekatan dengan gunung karang ciomas - pandeglang.

            Dan dimasa kesultanan banten, disaat kerajaan cirebon Syarif Hidayatulloh, pada saat itu cirebon sedang mengalami peperangan dengan kerajaan Majapahit.
Suatu ketika sultan cirebon (Syarif Hidayatulloh) berpikir untuk membuat senjata ketika akan berperang melawan kerajaan Majapahit.  Pada saat itulah sultan cirebon memilih untuk membuat senjata itu di kerajaan banten.
            Setelah jadi gambar senjata tersebut  yang sudah dibuat oleh sultan cirebon,  sultan bergegas menyuruh seorang pengawalnya untuk mengirimkan gambar senjata tersebut ke banten dan memberikan suatu amanah agar dapat menyampaikan pesan ini kepada Empu sekh sepuh / wali jaya (tepatnya di desa ciomas).. setelah seorang pengawalnya  sampai kepada Empu dan menyerahkan gambar senjata dan menyampaikan amanat tersebut, berkatalah seorang Empu sekh sepuh  / wali jaya  kepada seorang pengawal sultan agar ia bisa mengambil kembali senjata itu selama tujuh hari tujuh malam. Bergegaslah seorang pengawal sultan cirebon itu kembali ke kerajaannya (cirebon).
            Dihari terakhir pembuatan senjata itu Empu Sekh Sepuh / Wali Jaya mencuci senjata itu ke tujuh sumur termasuk sumur cibanten yang pertama dan terakhir di puncak gunung karang (sumur tujuh) senjata itu yang dimaksud dengan golok ciomas.
Cerita ini di babarkan oleh seorang nara sumber cucu dari empu yang berasal dari ciomas (Ustadz Uming-gunung sumbul).

Setelah berkembangnya zaman ke zaman yang semakin modern, tempat ini kemudian di jaga dan dilestarikan oleh masyarakat sekitar cibanten. Dan akhirnya tempat ini pun menjadi sumber kehidupan sehari – hari bagi masyarakatnya.
Tempat ini konon dipercaya masyarakat sebagai tempat peninggalan keramat dan airnya pun berkhasiat untuk pengobatan. Tidak hanya itu, tempat inipun setiap harinya digunakan warga penduduk sekitar untuk mandi dan banyak juga pengunjung yang datang dari penjuru luar daerah untuk berziarah ke makam keramat tersebut ( Kibuyut Puser Negara). Konon makam tersebut adalah sosok seseorang yang bertapa untuk berilmu dan menjaga sumur ini. Dan pada akhirnya meninggal ditempat itu.

Kemudian masyarakat berinisiatif untuk menjadikan tempat ini sebagai objek kunjungan atau wisata. Dan akhhirnya sumber objek wisata ini di resmikan oleh pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

            Tempat ini banyak di kunjungi oleh pariwisatawan dari berbagai daerah pada tahun 1978.  dan para pengunjung yang berdatangan ke tempat ini hanya melakukan pemandian/berenang dan ada pula yang berziarah ke makam keramat kibuyut Puser Negara. pengunjung yang terhitung kunjungannya ketempat ini sebulan mencapai 150 s/d 230 orang perbulannya.
Namun setiap pengunjungan 2 tahun sekali tepatnya pada tahun 2001 s/d2007 yang berenang ketempat ini selalu memakan korban  yang tenggelam dari tempat ini.  “ujar seorang sumber yang memberikan informasi”adanya korban tersebut karena sering berkunjung dan melakukan maksiat di tempat ini” oleh karena itu penjaga gaib di tempat ini tidak merasa senang jika kedatangan tamu yang berbuat hal yang tidak lazim tersebut di tempat ini. “begitulah ujarnya”.
Setelah para pengunjung dari luar daerah tahu tempat ini begitu bahayanya sehingga memakan korban akhirnya penurunan pengunjungpun menurun drastis pada tahun 2007 sampai 2011, sampai – sampai satu minggupun pengunjung yang datang kesini terhitung cukup sedikit maksimal 15 sampai 20 orang saja, dan itupun sama sekali jarangnya...
Pada saat itu pula objek wisata inipun tidak begitu terawat kebersihannya dan pemerintah setempatpun kurang memperhatikan lagi tempat objek wisata ini.
Tahun 2011 pertengahan tahun, tempat ini mulai diperhatikan kembali oleh segenap forum aktivis dari kepemudaan (pencinta alam), pada saat itulah mulai kembali di bersihkan lumut – lumut air dan sampah-sampah dari tempat ini.
Dan pada saat kegiatan baksos itu pula masyarakat akhirnya bisa tergugahkan hatinya, dan mulai bisa untuk menjaga cagar budaya objek wisata alam ini kembali sampai tahun sekarang.
Pada tahun 2013 pengunjung yang biasanya berkunjung ketempat ini semula berenang akhirnya sekarang melakukan aktivitas kegiatan memancing. Dan sampai sekarang kegiatan pengunjung lebih banyak memancing setiap harinya pengunjung yang berdatangan ketempat ini lebih banyak sebelumnya di banding pada tahun 2011 dan 2013. Pengunjung mencapai 30 sampai 40 perharinya.
Sebenarnya masih ada mitos di tempat ini,  mitosnya adalah sesosok ikan besar, setiap harinya kita bisa melihat sosok ikan itu, namun setiap sumur ini di keringkankan oleh seorang pawang air (H.Darwis) yang menutup sumber pintu air cibanten ini, ikan itu sama sekali tidak nampak keberadaannya, walaupun masyarakat sekitar mencari ikan ini sampai ke semak semak yang sama sekali tak terlihat tapi sama sekali tidak diketemukan. Konon ikan ini di percaya masyarakat bisa membawa rezeki atau keberhasilan bagi orang yang percaya melihatnya saja.
Ketinggian dan kedalaman volume sungai ini sampai 8 meter dari permukaan dasar tanah, tapi di dasar sampingnya kedalaman sungai ini hanya 1 sampai 2 meter saja.


Dengan rahmat yang maha kuasa, akhirnya pembuatan karya ilmiah ini dapat di buat dan di selesaikan.
Semoga hasil dari pembuatan karya ilmiah ini dapat di manfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan untuk dijadikan pembelajaran dan bekal wawasan, agar nantinya kelestarian sejarah cagar budaya ini dapat kita jaga bersama.
mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam pembuatan artikel ini, karena manusia tidak sesempurna pada hakikatnya. terimakasih

Pabuaran, 23 Juli 2011.  Vicky bohemia

7 komentar: